Kabardigoel, Boven Digoel – Semenjak Boven Digoel di mekarkan menjadi daerah otonomi baru di Tanah Papua Selatan, keterwakilan perempuan asli Boven Digoel untuk duduk di bangku parlemen masih minim, bahkan tidak ada Rendahnya keterwakilan mereka perempuan Boven Digoel merebut salah satu kursi legislatif ada beberapa faktor yang mempengaruhi seperti halnya faktor kesatuan kaum perempuan itu sendiri dan juga figur perempuan yang tampil dalam perhelatan politik lima tahunan ini, belum bisa memposisikan dirinya sebagai keterwakilan kaum perempuan hal tersebut di sampaikan Kepala Kesbangpol Boven Digoel, Marten Roempoembo.
Rendahnya perwakilan perempuan asli Boven Digoel di kursi legislatif selama empat periode, kata Marten selain dua faktor tadi, ada juga hal lain ikut mempengaruhi seperti ketergantungan kaum perempuan di partai politik masih tinggi ketimbang pada individu yang mereka percayakan.(29/03/2023)
“Sesuai pengamatan kami Kesbangpol masalah masalah itulah yang menyebabkan, kenapa mereka perempuan Papua belum bisa berbuat banyak untuk duduk sebagai anggota legislatif.”
Selama ini yang tampil sebagai anggota legislatif,sejak Boven Digoel dimekarkan lebih di dominasi kaum pria ia mengambil contoh untuk periode ini saja perwakilan perempuan di legislatif dari 20 kursi yang ada hanya satu untuk kaum perempuan.
Setidaknya untuk memenuhi Kouta 30 persen hak perempuan dalam pemilihan umum 2024 ,memang perlu kerja keras.minimnya perempuan di legislatif, Kesbangpol selaku pembina politik daerah sudah banyak memberikan pembelajaran politik, bahkan ikut mendampingi.
“Minimnya perwakilan perempuan asli Boven Digoel di DPRD , kami Kesbangpol merasa prihatin atas kondisi ini padahal kami sudah berbuat banyak dengan untuk berikan pembelajaran politik pada mereka kaum perempuan.”ucap Marten.
Rendahnya perwakilan perempuan Papua Boven Digoel, diakui cukup berdampak pada presentase kepemimpinan saat ini masih sedikit bahkan terhitung dengan jari,kaum perempuan yang duduk pada posisi dan jabatan strategis di lingkungan pemerintah kabupaten Boven Digoel.
“Padahal perlu kita semua sadar kaum perempuan Papua memiliki hak dan potensi untuk berbicara tentang pemerintahan maupun sektor sektor lainny di atas tanah ini.”ujar Marten
Oleh karenanya melalui musda forum perempuan asli Boven Digoel, seluruh perempuan di himbau untuk bersatu menyatukan persepsi guna memenuhi Kouta 30 persen secara nasional, khususnya di Boven Digoel. “Supaya pada pileg nanti,ada keterwakilan perempuan dan tidak di dominasi oleh kaum laki-laki,”kata Marten. TJ