konflik Tapal Batas Topo Uwapa temukan kesepakatan

Daerah600 Dilihat
Advertisements

Kabardigoel.com, Nabire – Rapat koordinasi dan mediasi musyawarah bersama dalam rangka penanganan konflik tapal batas topo uwapa, Bertempat di Aula Wicaksana Lagawa Polres Nabire, Jl. Sisingamangaraja, Kel. Karang Mulia, Distrik Nabire, Kab. Nabire, Provinsi Papua Tengah Selasa 13/6/2023.

Turut hadir dalam mediasi tersebut Plt. Asisten I Setda Prov. Papua Tengah Ausilius You, S.Pd, M.M, M.H  dan 8 Bupati provinsi Papua tengah Mesak Magai, S. Sos, S. Mi Bupati Kab. Nabire., Dr. Eltinus Omaleng, SE. MH Bupati Kab. Mimika. Ateng Edoway, S.Pd.K Bupati Kab. Deiyai. Apolis Bagau, ST., Bupati Kab. Intan Jaya. Willem Wandik Bupati Kab. Puncak. Dr. Yuni Wonda Bupati Kab. Puncak Jaya. Petrus Agapa, Bupati Kab.Dogiyai, Meki Nawipa Bupati Kab. Paniai. Ismail Djamaluddin Wakil Bupati Kab. Nabire. Pieter Erari, S.E., M.Si Sekda Kab. Nabire. Kapolres Nabire AKBP I Ketut Suarnaya.,SIK.,SH., Dadim 1705 Nabire. Komandan Lanal Nabire Mayor Laut (KH) Dominikus Tedju. Kajari Nabire., FKUB, kepala suku Wate, suku Mee, suku Dani Warga kampung Topo, ketua DPRD kab Nabire, 

Bupati Nabire Mesak Magai, S.Sos.M.Si kk, mengatakan ke awak media saat ini sudah mempertemukan ke tiga bela pihak yaitu suku wate, suku Mee dan juga suku Lani untuk mencari solusi dalam mediasi terkait tapal batas antar suku Mee dan suku Wate. Ketika terjadi persoalan ini  Kapolres Nabire serta Dandim 1705 Nabire unsur forkofimda semua terlibat untuk mengamankan situasi di wilayah Topo. Untuk itu wilayah kab Nabire aman dan tertib. Kita mengamankan suasana di daerah topo, Bupati melanjutkan sehingga pada saat ini hasil pertemuan yang kita sepakati adalah pelepasan dari suku wate untuk itu di batalkan sementara atau pencabutan, setelah itu sebagai Bupati Kab Nabire akan memanggil suku wate, agar kepala suku wate jangan terancam dengan suku Lani menyangkut pelepasan tanah seluas sekitar 4000 hektar yang ada di wilayah topo, akan di panggil untuk mencari solusi sehingga suku wate dan suku lani juga aman dan tenang. 

Kemudian TNI POLRI kita sepakati Kembali ke topo mencari satu warga suku Dani yang sampai saat ini belum di temukan selanjutkan warga masyarakat kita baik yang ada di topo,dogiyai, deiyai,paniai, kita sepakati untuk semua kembalikan kekampung halaman mereka Ini adalah beberapa hal yang kita sepakati sehingga besok dua hari berturut turut mencari warga yang belum ditemukan di topo. Mari kita berdoa semoga kita temukan agar meredam suasana pertikaian tapal batal tanah di topo lebih damai aman dan tentram. ,”Ucap Mesak.

Bupati Nabire menambahkan Terima kasih atas dukungan media dan saya percaya bahwa rekan media selalu memberikan informasi yang baik untuk meredam suasana ini sehingga kita fokus dengan pernyataan yang sudah di sepakati Bersama.” Harap Mesak Magai. Dandim 1705/Nabire Letkol Inf Doni Firmansah M. Han. mengatakan Ketiga belah pihak yang telah hadir yang telah kita saksikan Bersama bahwa terkait konflik tapal batas yang ditopo bukan perang antar suku akan tetapi adalah konflik sengketa tanah adat antara kelompok masyarakat. 

Dandim 1705/Nabire Letkol Inf Doni Firmansah M. Han lanjut Dalam penyelesaiannya kita semua akan damping untuk diselesaikan oleh kedua belah pihak kelompok masyarakat.

AKBP I Ketut Suarnaya ,.SIK,SH. Selaku Kapolres Nabire mengatakan terkait pelaku yang mengakibatkan adanya korban terjadi ditopo ,Reskrim Polres Nabire sedang bekerja dari pertama kejadian Olah TKP, kemudian inafis turun kelapangan. Mendata apa yang terjadi baik kerugian, penganiayaan, Hilangnya Nyawa Orang Lain, serta kebakaran. 

I Ketut Suarnaya menjelaskan Disini kita bagaimana meredam secara musyawarah menfasilitasi dengan mendapatkan sama sama solusi. tadi sudah ada solusi solusi alternatif yang sudah diputuskan secara baik. Pelepasan Hak adat itu sudah di cabut. Itu yang menjadi penyebab dari awal , Nanti ada tuntutan tapal batas adat itu akan segera direncanakan oleh pemerintah daerah dengan adat.

Kami mohon kepada masyarakat begitu liarnya informasi ,wa grup,  yang mempropokasi serta memanas manasi sedangakn kita liat dalam rapat mediasi ini bagaimana antara kedua bela pihak saling menyadari satu sama lain, sama sama saudara yang memiliki  kekerabatan, karena kesalahpahaman, dan ini yang menjadi pemicu. 

Lanjut Kapolres Nabire terkait adanya pelemparan atau pemalangan saat ini pasca mediasi ini kita akan melakukan terus penyisiran dan patroli . Aparat Gabungan TNI POLRI serta Sat POL PP membuka palang seperti kemarin dimana adanya Palang Palang. Semua ini bukan saja Peran Aparat TNI POLRI serta pemerintah daerah tapi ini Harus ada peran penting dalam lingkungn yang terkecil, Bagaiman dikampung itu menyadarkan orang orang yang hanya segelintir Orang yang disana ada RW,RT ada kepala suku harus memberikan pemahaman menjaga kampung itu agar tidak ada kegiatan kegiaatn yang bersifat negative.’Ucap I ketut Suarnaya.

Terkait masih ada warga yang di kepala air belum ketemu kita mencoba cari sama sama bagaimana informasi nanti yang kita terima di lapangan.AKBP I Ketut Suarnaya, SIK,SH Kapolres Nabire  berharap Jangan ada lagi isu sisu yang beredar diluar, jangan di percaya baik itu yang memplintir, berubah narasi yang mempropokasi, yang memancing dan ada yang sengaja membuat narasi agar memicu atau membuat  benturan. Dimohon masyarakat jangan percaya Hal negative mengacak perpecahan perkelahian jangan di percaya, kita harus percaya persatuan untuk hidup berdampingan,Damai aman dan nyaman. Semua sudah ada titik temunya bagaimana kedepannya agar saudara saudara kita dapat di fasilitasi untuk Kembali kerumahnya masing masing.”tutupnya 

Setelah Rapat koordinasi dan mediasi musyawarah bersama dalam rangka penanganan konflik tapal batas topo uwapa, semua saling berjabat tangan dan kegiatan mediasi pun selsai pada pukul 16: 40 Wit. (Faisal.N)

Kabardigoel Media

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *