kabardigoel.com : Perputaran roda perekonomian di Boven Digoel yang belum stabil membuat para pengusaha angkutan kota ( Angkot ) di Tanah Merah, ibu kota kabupaten Boven Digoel, tidak mampu berbuat banyak untuk melayani masyarakat Boven Digoel, akibat banyak masyarakat yang jarang menggunakan angkot untuk bepergian di dalam kota, mengingat perputaran uang di Boven Digoel kurang stabil ,berimbas banyak masyarakat yang kembali beraktifitas berjalan kaki.
Atas permasalah ini, dan juga harga BBM yang sudah naik ,tentunya juga membuat pengusaha angkot tidak mampu berspekulasi banyak terkait dengan tarif, apalagi saat ini jumlah angkot di Tanah merah sudah mencapai kurang lebih 160 unit .
Untuk mengurangi resiko yang berdampak lebih buru, persatuan angkot Tanah Merah ,bersama dinas perhubungan kabupaten Boven Digoel, bersepakat untuk sementara waktu ,penambahan jumlah angkot baru masuk di kota Tanah Merah di batasi.
” Kalau kami melihat saat ini, roda perekonomian di Boven Digoel ini Morat Marit jadi apalah daya kami para sopir yang pekerjaan kami sehari – hari di jalan ini tentunya sangat rugi ya apalagi dengan harga BBM sudah naik di tambah penumpang juga sudah mulai berkurang ini yang buat kami bersepakat untuk saat ini penambahan jumlah angkot kami batasi dulu.” Ungkap Agustinus Kana, selaku ketua Persatuan Angkot Tanah Merah Boven Digoel, Senin ( 21/8/2022 ).
Berdasarkan kesepakatan bersama tersebut pihak perhubungan khusus angkutan darat menyetujui permintaan para pemilik angkot, dan pihak dinaspun tidak akan memberikan izin trayek untuk kendaraan baru beroperasi di kota Tanah Merah. YG