Kabar Digoel, Boven Digoel, 3 Juni 2025 – Sejumlah pegawai Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, Peternakan, dan Perikanan (TPHPP) Kabupaten Boven Digoel melakukan aksi pemalangan kantor pada Senin (2/6). Aksi tersebut merupakan bentuk protes terhadap kepemimpinan Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Dinas TPHPP yang dinilai tidak maksimal.
Aksi dipimpin oleh Hermanus Bawop, Kepala Seksi Kesehatan Hewan, yang menyatakan bahwa para pegawai telah menyampaikan 10 poin telaahan resmi kepada Bupati Boven Digoel, Hengky Yaluwo, sebagai dasar permintaan pergantian pimpinan dinas.
“Kami punya alasan kuat. Kepemimpinan PLT sekarang tidak optimal. Kami minta Bupati segera melakukan evaluasi dan mengganti yang bersangkutan,” tegas Hermanus dalam keterangannya kepada media
Salah satu poin utama yang disorot adalah pengelolaan keuangan dinas yang dinilai tidak bijak dan tidak transparan. Meski ada kebijakan efisiensi, para pegawai mempersoalkan adanya pengadaan kendaraan roda empat yang dianggap tidak sesuai skala prioritas.
Selain itu, pemotongan anggaran yang berdampak langsung pada hak-hak pegawai dilakukan tanpa penjelasan terbuka. Hal ini memicu ketidakpuasan dan menurunnya semangat kerja di internal dinas.
“Kami hanya ingin suara kami didengar. Jangan sampai kondisi ini terus dibiarkan. Kami harap Bupati segera bertindak,” ujar Hermanus.
Menanggapi aksi tersebut, Bupati Hengky Yaluwo langsung mendatangi kantor Dinas TPHPP untuk berdialog dengan para pegawai. Ia menyampaikan apresiasi atas penyampaian aspirasi yang berlangsung damai dan tertib.
Namun, Hengky menyatakan bahwa dirinya belum dapat mengambil keputusan untuk mengganti PLT saat ini karena statusnya sebagai petahana yang kembali maju dalam Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada pada Agustus 2025.
“Kalau saya ganti sekarang, bisa dianggap melanggar aturan pemilu. Tapi saya pastikan, setelah PSU selesai, persoalan ini akan saya selesaikan,” tegas Hengky.
Meski aksi pemalangan berlangsung sejak pagi, suasana di kantor Dinas TPHPP tetap kondusif. Sebagian pelayanan publik masih berjalan meskipun terbatas.
Aksi ini menjadi sorotan publik Boven Digoel karena mencerminkan dinamika internal birokrasi yang perlu penanganan serius agar tidak mengganggu kinerja pemerintahan.
